DRAMA ISLAM
(HERU PRASETYO A1B110007)
Mentari pagi sudah mulai tampak
menunjukkan senyumnya, kehangatannyapun sudah bisa dirasakan bagi setiap mahluk
hidup yang berada dibawahnya. Pagi ini tidak seperti biasanya untuk Gadis kecil
yang sedang sibuk dengan ayam-ayam peliharaannya. Tangan mungil itu terlihat
begitu terampil menyebar beras aking ke setiap penjuru halaman rumahnya.
Jilbabnya terlihat berkibar-kibar tertiup semilir angin pagi menambah lembut
dan anggun wajah polosnya.
Maryam : kur.. kur.. kur.. (sembari menebarkan
beras aking) makan yang banyak ya.. biar kamu sehat dan cepat bertelur
(terlihat bercakap-cakap dengan ayam-ayamnya)
Nenek
Minah : Maryam…., ini hasil telur kita
pagi ini yang bisa kamu jual pada bibi Sa’adah. Udah nenek hitung jumlahnya ada
sepuluh yang satu tadi nenek goreng buat lauk kita sarapan ( mendekati Maryam,
sembari menyodorkan plastik hitam yang telah berisi telur)
Maryam : Iya nek, tidak apa-apa kita harus
tetap mensyukurinya. (jawab Maryam saat menerima telur – telur tersebut dari
tangan neneknya) oya nek, Maryam berangkat dulu ya ? nenek baik-baik di rumah,
Maryam janji akan cepat pulang. Assalamualaikum… ( Maryam berlalu setelah
berpamitan dan mencium tangan neneknya)
Nenek
Minah : Wa’alaikumsalam… jaga diri
baik-baik juga ya nak’? Ingat! belajar yang serius, kalau bu’ guru menerangkan
jangan ribut, hati-hati kena paku, dan jangan ditinggalkan sholatnya (sembari
menepuk-nepuk pundak cucunya)
Maryam : iya nek’ , doa’akan Maryam ya ? (
Maryam segera bergegas meninggalkan rumahnya menuju jalan setapak)
***
Maryam gadis kecil yang energik,
pintar, berprestasi, taat beribadah, pekerja keras, dan selalu ceria. Namun,
siapa yang menyangka kalau gadis kecil itu seorang yatim piatu dan hanya
tinggal bersama neneknya. Untuk mencukupi kebetuhuan sehari-harinya, Maryam dan
nenek Minah berternak ayam. Dari telur yang dihasilkan ayam-ayam
peliharaannyalah mereka mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Maryam : assalamualaikum bibi…! ( panggilnya
kepada pemilik warung tersebut sembari mengelap peluh yang mulai membasahi
wajah mungilnya)
Bibi
sa’adah : wa’alaikumsalam Maryam…, (
jawab bibi sa’adah yang masih asyik membakar sampah)
Maryam : wah.., lagi bersih-bersih ya bi’?
seandainya semua warga peduli dengan lingkungan seperti bibi, pasti lingkungan
kita bersih dan rapi.
Maryam senang menghirup
asap dari bakaran daun-daun yang bibi bakar, baunya khas bi’. ( Maryam mendekat
dan memejamkan matanya sesaat)
Bibi
sa’adah : Maryam… Maryam..., kamu
ada-ada saja. Tidak baik nak’ buat paru-paru kamu ( beranjak dan mencuci
tangannya )
Oya maryam, banyak nak’
telur yang kamu bawak hari ini?
Maryam : Alhamdulillah… bi’, nenek bilang ada
sepuluh yang satu digoreng sama nenek tadi pagi buat lauk sarapan.
Bibi
Sa’adah : Oya…, tidak papa. Ini uangnya.
Bibi kasih lebih di tabung ya nak’.
Maryam : Trimakasih banyak bibi…, Maryam
berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum….
Bibi
Sa’adah : Wa’alaikunsalam…, hati-hati ya
nak’. Oya nanti sore mampir ya ke rumah bibi. Botol Aqua dan kardus bibi sudah
banyak dibelakang. Belajar yang rajin ya nak’ biar semester ini kamu dapat
juara umum lagi.
Maryam : Insyaallah…., trimakasih banyak
bibi’.
***
Pagi ini Maryam semangat sekali
menuju sekolahnya. Ia tak sabar untuk mendapatkan ilmu-ilmu baru hari ini. Ia
penasaran bu’ Wita selaku gurunya hari ini akan memberikan materi tentang apa. Sosok
tubuh itupun menghilang dibalik rindangnya pohon-pohon yang tumbuh disepanjang
jalan menuju tempatnya sekolah.
Di sekolah
Aini : ( berlari kearah Maryam )
Maryam…!, Selamat ya nilai kamu berhasil diurutan yang pertama lagi. Seneng
tuh… ( sambil menggoda Maryam )
Maryam : Alhamdulillah… masuk yuk. (
menggandeng tangan Aini menuju kelas)
Di
kelas
Bu’
Wita : assalamualaikum… anak-anak
ibu? Bagaimana kabarnya pagi ini?
Anak-anak : wa’alaikumsalam… Ibu guru. Alhamdulillah
luar biasa , Allahuakbar!
Bu’
Wita : oya.. anak-anak, tentu
kalian sudah melihat hasil ulangan kalian kemarin bukan? Selamat… ya? Ibu harap
bisa lebih baik lagi. Yang mendapat nilai tinggi jangan terlena. Kemudian, bagi
anak-anak Ibu yang nilainya masih belum baik jangan putus asa. Belajar lebih
giat lagi.
Anak-anak : Iya… Bu’ guru. ( jawab mereka serentak)
***
Ibu guru Wita merupakan salah satu
guru yang disenangi oleh anak-anak di Sekolah Dasar Negeri Pramualih. Beliau
merupakan sosok guru yang bijaksana dan penuh pengertian. Jadi, tidak heran
jika anak-anak sangat menyayanginya.
Bu’
Wita : Anak-anak…., setiap dari kita
pasti mempunyai mimpi dan cita-cita. Nah, oleh sebab itu Ibu harap kalian juga
memiliki impian. Miliki mimpi apapun, dan jangan ragu
untuk berusaha mewujudkannya. Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada
keindahan impian. Gunakan syukurmu, dan buang keluhmu dalam menghadapi setiap
cobaan, karena cobaan yang kamu alami adalah sebagai proses pemuliaan. Paham
anak-anak?
Anak-anak : Paham Bu’ guru ( menjawab serentak)
Bu’
Wita : Nah, kalau sudah paham, Ibu
akan memberikan tugas untuk kalian. Ibu akan membagikan kertas kepada kalian
semua, di rumah kalian bisa tuliskan sebanyak-banyaknya mimpi kalian. ( membagi
kertas ke tiap meja)
Ibu rasa cukup .
assalamualaikum….
Anak-anak : wa’alaikumsalam… ( jawab anak-anak
kompak)
***
Dari kejauhan tampak bocah kecil
dengan jilbab yang berkibar-kibar karena terpaan angin . bocah itu sesekali
berjongkok lalu berdiri lagi begitu seterusnya. Setiap ia berdiri ia tampak
memasukkan sesuatu ke dalam karung coklatnya.
Bocah kecil itu Maryam. Iya…, sudah
hampir tiga tahun ini setiap pulang sekolah menuju rumahnya Maryam mengumpulkan
kardus-kardus bekas dan juga aqua-aqua bekas untuk kemudian dijualnya. Karena,
jika hanya mengandalkan hasil dari penjualan telur tidak akan bisa mencukupi
kebutuhan Maryam dan juga neneknya. Dan tentu ia tidak akan bisa menabung untuk
bekal masa depannya. Maryam memiliki cita-cita yang tinggi ia ingin sekali
menjadi dokter yang dapat menyembuhkan setiap orang yang sakit. Maka, dari itu
ia harus ekstra bekerja keras, dan tentu tak lupa berdo’a.
Di sela-sela ia mengumpulkan
barang-barang bekas itu ia tidak lantas meninggalkan kewajibannya. Ia selalu
berusaha untuk dapat sholat tepat waktu. Maryam terbiasa sholat dimana saja
dengan beralaskan kardus. Maryam memiliki kebanggan sendiri ketika melaksanakan
sholat di alam yang terbuka. Dia dapat melihat langsung alam yang indah bukti
kekuasaan ALLAH SWT.
***
Di rumah pak Sarno
Maryam : assalamualaikum… pak?
Pak Sarno : wa’alaikumsalam… Maryam, ( jawab pak Sarno disela-sela
kesibukannya)
Eh.., nak’ Maryam?
Bentar ya nak’ bapak cuci tangan dulu. Duduk dulu nak’.
Banyak nak’ kardusnya
hari ini? (memeriksa isi karung yang di bawa Maryam) sebentar, ya bapak timbang
dulu.
Maryam : iya pak’.
Pak sarno : wah…, lumayan hari ini nak’. Uangnya mau buat beli apa
Maryam?
Maryam : Di kasih untuk nenek pak’, trus
sisanya di tabung buat jaga-jaga kalau ada apa-apa. Maryam juga ingin sekali
membeli sajadah, supaya kalau Maryam mau sholat dimana saja bisa pakai sajadah.
( tampak menerawang jauh )
Pak
Sarno : sajadah? ( pak Sarno terperanjat
)
( berpikir sejenak )
Bapak punya sajadah kalau Maryam mau Maryam pakai saja. Bentar ya bapak
ambilkan ke dalam ( masuk kedalam rumah )
Ini untuk kamu saja.
Tadi pas bapak beres-beres bapak menemukannya ditumpukan kardus-kardus. Bapak
lihat sajadah itu masih layak pakai meskipun warnanya sudah kusam, sebaiknya
kamu cuci dulu Maryam.
Maryam : ( tersenyum ) wah…, trimakasih ya
pak’, Maryam senang sekali. Sudah sore pak Maryam pamit pulang dulu ya?
Assalamualaikum….
Pak
Sarno : wa’alaikumsalam …, hati-hati
ya nak’.
***
Sore
itu Maryam tampak bahagia sekali. Akhirnya ia memiliki sajadah yang ia
impiimpikan selama ini. Meskipun tidak baru tapi, ia tampak begitu bahagia.
Kebahagiaan itu jelas tampak di wajah mungil yang dibalut dengan jilbab putihnya.
Maryam : Alhamdulillah.. ya ALLAH engkau
kabulkan do’aku ( bisiknya tulus dalam hati ) Ya ALLAH…, semoga dengan Sajadah
ini Maryam bisa lebih dekat denganmu.
***
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan
sebuah sepeda montor melaju dengan sangat kencang. Maryam begitu panik ketika
mendapati seorang anak kecil yang sedang asyik menuntun mobil-mobilannya di
tengah jalan. Maryam berlari sekuat tenaga dan menyambar anak tersebut. Tumbuh
mereka berguling-guling dan terhempas jauh ke badan jalan.
Cittttt……… !
Bunyi sepeda montor tersebut
berdecit karena, ngerem mendadak.
***
Anak kecil itu menangis dan
menggoyang-goyangkan tubuh kecil yang berada disampingnya. Ia menangis dan trus menangis karena, tubuh itu
tampak tak berdaya apalagi bergerak.
***
Tiba-tiba …
Mata itu terbuka, darah segar
tampak jelas terlihat dari mulut kecil Maryam.
Maryam : dek… ( terbata-bata ) Tolong jagain
sajadah kusam kakak ya? Jangan terlentarkan dia dan jangan biarkan dia
kesepian. ( memejemkan mata )
***
Terkadang kita diberikan rasa
kesepian yang mendalam, agar kita lebih menghargai
indahnya kebersamaan. Dalam hidup,
jangan pernah mendustai dirimu sendiri dengan
berpikir sesuatu adalah milikmu,
padahal kamu tahu itu bukan milikmu. Seseorang
takkan pernah memahami arti
keberhasilan yang sempurna tanpa
mengalami kegagalan sebelumnya.
Bukan dengan "kata-kata" tapi dengan "upaya" yang
dapat membuktikan sebuah
kepercayaan. Dekatkan dirimu dengan tuhan.
Semakin dekat hidupmu dengan tuhan,
semakin terasa ringan beban hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar